Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembullyan yang Tak Teratasi, Salah Siapa?


 Oleh: Malfath Yahhafsa


Sob tahu ga, baru-baru ini ada kasus yang membuat ramai sosmed, yaitu kasus pembullyan yang dilakukan anak pelajar perempuan di Batam. Kabar yang didapat dari kepolisian setempat adalah bahwa ternyata terdapat banyak sekali anak yang saling membully satu sama lain. Yang paling ironisnya ada anak yang membully temannya sendiri dengan cara menendang kepala temannya bahkan hingga disundut dengan rokok. Ngeri ya, Sob! Di duga pelaku membully korban dikarenakan pacarnya direbut oleh si korban dan membuat pelaku merasa sakit hati. Berawal dari saling mengejek di WhatsApp, lama kelamaan si pelaku bersama tiga orang temannya nekat mengajak bertemu dengan korban di sudut sebuah ruko. Dari rekaman CCTV dekat ruko nampak jelas adegan dimana si pelaku menendang Kapala korban dan menyundutnya dengan rokok.

Kisah diatas, walau kita hanya membacanya tapi kerasa banget ngerinya ya, Sob. Hanya masalah sakit hati karena pacar direbut sama teman sampai harus adu fisik sama teman sendiri, miris banget! Bullying, kasus ini sudah sejak lama terjadi dan belum pernah ada solusi tuntas yang bisa menanganinya. Mirisnya lagi pelaku bullying saat ini, kebanyakan berasal dari para pelajar. 


Padahal, beberapa peraturan telah dibuat pemerintah agar tak ada lagi kasus bully di tanah air, namun tetap saja peraturan yang dibuatnya terlalu rapuh untuk mengatasi dan membendung maraknya kasus bullying ini. Lantas ada gak sih Sob, aturan atau solusi yang bisa mengatasi atau setidaknya mengurangi masalah bullying agar tak semarak ini?


Sob, pada dasarnya banyaknya pembullyan ini disebabkan oleh kerapuhan sistem yang saat ini kita jalankan. Sesungguhnya asas dari sistem ini telah mencabut nilai-nilai moral dan agama yang akhirnya melahirkan liberalisme, sang pengagung kebebasan. Termasuk kebebasan bertingkah laku sehingga aturan agama makin terpinggirkan.


Walaupun sekolah sebagai institusi pendidikan yang mampu mencetak peserta didik yang berkualitas, kurikulum sekuler yang diterapkan tanpa memperhatikan aspek spiritual atau agama ini justru melahirkan remaja yang banyak masalah. Jadi sudah jelas kan Sob, bahwa penyebab mendasar dari maraknya kasus bullying ini adalah akibat dari sistem kapitalisme yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan kita saat ini.

Jika sudah jelas penyebabnya, maka tindakan apa yang harus dilkukan agar tak ada lagi kasus bullying seperti ini lagi? Kalau udah jelas gini, penyebabnya yang harus dibuang ga sih, Sob? Nah berarti sistem sekulerisme-kapitalisme inilah yang harus kita buang sejauh-jauhnya dan kemudian harus kita ganti dengan sistem yang benar yaitu sistem dari Allah Ta'ala, Sistem Islam alias Khilafah.


Sob, Islam itu memiliki aturan yang sangat terperinci dan sempurna. Islam itu mengatur urusan manusia mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Islam telah menetapkan bahwa keselamatan anak dari segala bentuk kedzaliman (termasuk bullying) bukan hanya tanggung jawab keluarga dan lingkungan aja, tapi negara pun harus ikut andil.


Islam memberikan kewajiban pengasuhan anak kepada para ibu hingga tamyiz/mummayiz. Dan memberikan lingkungan yang kondusif dan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Islam akan memperhatikan masyarakat dan menjaga ketakwaan tiap individu. Ketakwaan individu inilah yang akan mendorong masyarakat untuk taat terhadap aturan dan menuntutnya untuk menerapkan syariat dimanapun ia berada. Dengan begini individu serta masyarakat akan terbentengi dari maksiat dan mendorong sesama untuk ber-amar ma'aruf nahi Munkar.


Disinilah pula Islam akan memerankan peran negara. Negara akan menjamin anak dengan kurikulum yang mendidik anak dengan kepribadian Islam. Dengan begitu secara otomatis anak akan terhindar dari perilaku yang bertentangan dari kepribadian Islam seperti bullying. Negara juga akan menjamin pendidikan anak dengan menyediakannya secara gratis.


Lantas bagaimana jika sistem Islam telah tegak, namun bullying masih tetap ada? Apa hukumannya? Nah Sob kalian harus tahu, Islam telah menetapkan diyat atas penganiayaan (termasuk bullying) yang dilakukan oleh seseorang atau golongan. Arti diyat sendiri adalah hukuman yang bersifat harta yang kemudian diserahkan apabila ia masih hidup, atau kepada wali korban jika ia sudah meninggal. Namun apabila ia belum mummayiz maka tidak akan ada beban hukum padanya. 


Namun apabila orang tuanya membiarkan maka diyat akan dijatuhkan kepada orangtuanya. Dilaksanakannya diyat ini memiliki hikmah tersendiri, yaitu menjaga dan melindungi keberlangsungan hidup manusia di dunia. Islam menghukum pelaku yang membunuh orang lain sebagai langkah preventif agar manusia tidak dengan mudahnya saling membunuh dan menganiaya.


Nah Sob, sekarang udah tahu kan, bagaimana cara Islam dengan tuntas mengatasi masalah bullying ini? Makanya kita harus mengganti sistem sekulerisme-kapitalisme ini dengan sistem Islam. Karena sistem Islam lah yang akan menerapkan syariat dari Allah SWT dan menegakkan hukum dengan adil. Sistem ini juga akan mendidik anak dengan pendidikan yang berkualitas dan cuma-cuma alias gratis. Mau ga Sob? Nah makanya kita harus berjuang tegakkan sistem Islam dimuka bumi ini yang akan memberangus semua problem kita, termasuk bullying tadi. Wallahu a'lam bi ash-showwab []

Posting Komentar untuk "Pembullyan yang Tak Teratasi, Salah Siapa?"