Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seni Persiapan Ramadhan


 Oleh: Ruby Alamanda


"Allahumma bariklana fi rajaba, wa sya'bana wabalighna Ramadhana".


Ramadhan sebentar lagi, harum wanginya sudah terasa di hati. Umat sudah mulai menyiapkan mental untuk menyambutnya. Subhanallah, Maha Suci Allah. Ijinkan kami bertemu dengan Ramadhan.


Akan tetapi jika dilihat persoalan utama umat tetap, yaitu akhir-akhir ini umat kesulitan ekonomi. Bahaya stunting mengintai, banjir melanda daerah tertentu, mahalnya kebutuhan pokok, mahalnya biaya kesehatan, BBM, listrik dll. 

Persoalan yang kompleks membuat umat mengencangkan ikat pinggang untuk bertahan hidup. Meskipun demikian umat tetap pada posisi sadar, sadar diri sebagai hamba Allah yang wajib menjadikan hidup ini seimbang antara kerja dan ibadah. Antara dunia dan akhirat. 


Bisa kita lihat sesungguhnya umat ini sudah merasa tercekik sudah sampai kerongkongan kesulitannya namun pemerintah abai terhadap rakyatnya. Rakyat kecil tertindas tirani yang ada. Kebutuhan hidup terus harus berjalan, pekerjaan, pendidikan, terus saja berlanjut. Ditambah beberapa hari lagi akan datang bulan suci yang sudah dirindukan yakni bulan Ramadhan. 


Disisi lain sebenarnya 

umat sudah sangat sadar betul dengan ibadahnya, namun tidak ada dukungan kuat pemerintah. Seakan-akan rakyat hidup sendiri. Memenuhi kebutuhan nya sendiri. Seharusnya menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan umat dengan mudahnya umat mengakses kebutuhan hidupnya, sandang pangan papan. Sederhananya begitu. Namun yang terjadi justru kebalikannya, umat susah sendiri, tidak mungkin to puasa itu dari habis subuh sampai subuh lagi (dalam artian rakyat susah makan), astaghfirullah. Perlindungan, pemenuhan kebutuhan umat jauh dari kata layak. Hampir semua bahan makanan naik, apalagi nanti menjelang hari raya. Sedangkan umat tetap butuh itu. Bisa dibayangkan kesulitan yang dihadapi umat. 


Berkaca dari itu, maka seharusnya umat sadar, bahwa sistem yang ada yakni demokrasi liberal ini tidak ada baiknya sama sekali. Sistem ini hanya berpihak pada orang kaya. Tidak ada kebaikan untuk umat yang menengah ke bawah sama sekali tidak ada. Umat mustinya sadar bahwa sistem ini harusnya segera di ganti dengan yang baik yakni sistem Islam. Dengan Islam umat mulia. Khalifah tidak akan membiarkan umat menderita sedikitpun. Sudah terbukti sepanjang sistem Islam memimpin maka umat ini mulia, terlindungi, terjaga, nyaman. Apalagi di masa bulan Ramadhan. Suur (perasaan) Islam terjaga, ibarat kata umat hanya wajib ibadah tidak perlu mikir kebutuhan pokok lagi. 


Hidup mulia dengan Islam, terjaga kebutuhan hidup, terjaga ibadah mahdah, terjaga dakwah. Hanya ada dalam sistem Islam. It is time to be one ummah. Saatnya umat bersatu padu untuk menyambut kedatangan nya. Wallahu'alam bishshawab.[]

Posting Komentar untuk "Seni Persiapan Ramadhan"