Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jalan


 



Oleh: Alfina Burhan 


Pernahkah kamu memperhatikan dan memikirkan tentang jalan yang sama, jalan yang sering dilewati. Bahwa jalan tersebut adakalanya berubah. Misalnya dulu pas kita SD jalannya masih tanah dan sekarang sudah cor atau beraspal. Dulu waktu kita masih SMP kanan kini jalannya masih sepi, tapi sekarang penuh dengan ruko atau rumah yang berbaris dan berjajar rapi.


Pun dengan Jalan Anyelir di daerah Kampung Inggris Pare Kediri yang penulis abadikan ini. Terakhir penulis lewat sini sekitar 5 atau 6 tahun lalu, dulu jalan ini biasa saja, seperti jalan kampung pada umumnya, tapi sekarang sudah berubah menjadi cantik sekali. 


Lalu adakah hikmah yang bisa kita ambil dari setiap jalan yang terus berbenah?


Tentu saja, ada! 


Setiap kita melewati jalan tersebut berulang kali bahkan tiap hari apakah tujuan kita berubah? Seringkali apa yang kita tuju tidak berubah, misalnya tujuan kita adalah rumah orang tua, rumah mertua, rumah sahabat, destinasi wisata, dsb. 


Namun yang harus diperhatikan, perubahan suana yang berada di jalan itulah yang seringkali memalingkan atau menunda kita untuk bersegera menuju tujuan utama. Misalnya saja kedai-kedai minuman dan makanan siap saji, kafe-kafe yang Instagramable, teduhnya taman dengan pepohonan rindang, bahkan terkadang kita tergoda dengan jalan bercabang. 


Jika kita perhatikan jalan hidup kita, bukankah tujuan hidup kita tetap sama, tidak berubah, yaitu menggapai ridho Allah. Dan bukankah jalan menuju ridho Allah juga tidak berubah, tetap itu-itu saja sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. (Kalau pembaca belum menjadikan ridho Allah sebagai tujuan hidup, bisa inbox penulis.)


Semua aturan-aturan ataupun hukum syariah sebagai jalan hidup kita tidak ada yang berubah dari masa Rasulullah hingga kini kita hadir. Tujuan hidup seorang muslim juga tidak berubah. Lalu apa yang berubah? Yang berubah hanyalah apa yang menjadi penghias di sisi kanan dan kiri jalan yang kita tempuh. 


Katakanlah, hanya sarana dan prasarana saja yang berubah dari masa ke masa. Ibarat dulu tidak ada pesawat sekarang ada, dulu tidak ada android sekarang berjamur, dulu bawa uang harus cash sekarang bisa dengan selembar kartu. Begitu saja.


Inilah hidup kita sekarang, godaan di kanan kiri jalan menuju tujuan utama tidak bisa dipandang sebelah mata. Bukankah Allah berfirman: 


"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?" (QS Al-'Ankabut: Ayat 2).[]

Posting Komentar untuk "Jalan"