Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Moral Generasi Muda Rusak, Apa Penyebabnya?


 Oleh: Taruka Sarah


Kian hari kriminalitas pemuda kian bertambah, pun tak ubahnya saat bulan Ramadhan. Bulan mulia penuh berkah yang harusnya menjadi ajang lomba kebaikan, malah menjadi ajang para pemuda untuk 'perang sarung'. Di Pangkal Pinang contohnya, hanya dalam waktu semalam sudah terjadi 'perang sarung' di tiga tempat berbeda, pelakunya pun mayoritas masih berstatus pelajar SMP atau SMA (Tribunnews.com 17/03/2024).


Turun ke Lampung, seorang siswi SMP berusia 15 tahun menjadi korban pemerkosaan bergilir oleh 10 orang lelaki. Ia disekap didalam gubuk selama 3 hari, tanpa diberi makan dan minum kecuali miras (minuman keras). Yang lebih memprihatinkannya lagi adalah 3 dari 10 pelaku pemerkosaan masih anak dibawah umur (kompas.com 15/03/2024). Selain itu masih ada banyak lagi kasus kriminalitas yang dilakukan oleh generasi muda kita saat ini.


Maraknya para pemuda yang menjadi dalang berbagai macam kejahatan telah mencerminkan betapa rusaknya generasi saat ini. Hal ini pun menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan yang ada belum bisa mencetak generasi yang gemilang.


Pun faktor lainnya datang dari lingkungan dan masyarakat yang memang memiliki pengaruh untuk membentuk kepribadian generasi. Mirisnya, zaman sekarang lingkungan dan masyarakat marak dengan kekerasan. Kekerasan yang beredar ternyata bukan hanya non-verbal, namun kekerasan verbal pun acap kali terjadi. Ini jelas bisa berimbas buruk kepada para generasi, terutama yang sedang dalam masa pertumbuhan.


Kurangnya kesadaran diri, pengawasan orang tua,dan dukungan lingkungan sekitar membuat para pemuda rentan terjerumus ke dalam hal yang tak diinginkan. Ditambah dengan jejaring internet yang memudahkan para pemuda menyelam bebas di dunia maya tanpa adanya pembatasan, membuat kenakalan pemuda makin menjadi-jadi.


Demikianlah kerusakan yang tengah menimpa generasi pemuda kita saat ini. Ketika sistem Kapitalis-liberal menawarkan kebebasan sebebas-bebasnya kepada tiap individu yang berakibat fatal dalam membentuk kepribadian pemuda, disisi yang lain Islam menawarkan sebuah solusi. 


Islam memiliki kurikulum yang dapat membentuk kepribadian cemerlang lagi menancap kuat dalam diri tiap-tiap pemuda. Hal ini bisa diwujudkan sebab kurikulum Islam berasas pada akidah Islam dengan metode pengajaran 'talqiyyan fikriyyan' yang tidak hanya menjejalkan materi saja tanpa diiringi penerapan. Pendidikan Islam yang tidak disertai kurikulum Islam yang sempurna itu ibarat domba-domba tanpa gembala. Memang jinak namun sebab tak memiliki komando yang jelas mereka akan berseliweran kalang kabut dan tak tentu arah. Seperti contoh kasus-kasus bullying yang terjadi dipesantren atau bahkan kasus santriwati yang menjadi dalang dari pembuangan bayi dalam kardus, Bukankah para pelakunya itu merupakan para santri yang pastinya memiliki pengetahuan seputar Islam berikut akidahnya? Bukankah orang yang paham betul perkara Islam tidak akan mungkin melakukan hal tersebut? Hal ini menjadi bukti kuat bahwa pendidikan Islam tak akan pernah bisa sempurna tanpa diterapkannya pula kurikulum Islam.


Dengan diterapkannya metode pembelajaran 'talqiyyan fikriyyan', dapat dipastikan akan tercetak generasi muda yang beriman dan bertakwa. Apalagi bila ditambah dengan penerapan Islam dalam berbagai sistem kehidupan akan membentuk generasi berkualitas berkepribadian Islami.


Jadi bukankah sudah jelas mengenai penyebab dan solusi tentang rusaknya generasi muda saat ini? Tak terelakkan lagi bahwa awal dari semua ini adalah penerapan sistem yang merusak tatanan dunia, yaitu kapitalisme. Sistem yang telah melawan hukum Tuhan ini mana bisa menyejahterakan rakyat, yang ada malah sebaliknya, yaitu menyengsarakan!


Untuk solusi ini sendiri jelas datang dari Islam yang menawarkan sebuah pemecah problem yang hakiki dan memberantas masalah hingga ke akar-akarnya. Maka jika kita sudah tahu dan lebih memilih diam dan duduk manis tak berkutik, bisa jadi dimasa yang akan datang kita akan terbawa arus atau mungkin lebih parah lagi jadi korban bahkan pelakunya sendiri. Dalam hal ini ada sebuah hadits yang menyeru kita untuk tak hanya berdiam diri dalam menghadapi kemungkaran, berikut haditsnya :


"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika Dia tidak mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman" (HR. Muslim)


Jika kerusakan generasi muda terus berjalan tanpa diberi solusi yang tuntas, maka bagaimanakah nasib anak cucu kita nanti? Bagaimana nasib generasi selanjutnya? Bukankah sebuah negeri dilihat dari kondisi para pemudanya, lantas apakah beberapa tahun kemudian kita akan menyaksikan kehancuran negeri tanah air kita sendiri? Maka dari itu janganlah kita hanya berdiam diri, menjadi acuh tak peduli. Jangan pula memperburuk keadaan dengan menjadi pemuda yang ikut berperilaku keji, tapi jadilah pemuda yang membawa perubahan. Jadilah remaja yang ikut andil untuk menegakkan keadilan dimuka bumi ini. Allahu a'lam bish-showwab []

Posting Komentar untuk "Moral Generasi Muda Rusak, Apa Penyebabnya?"