Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Abdullah bin Suhail dan Abu Jandal bin Suhail


Oleh: Mia Fitriah Elkarimah


Kisah dua saudara dari ayah,  Suhail bin Amr, seorang  yang  memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan kaum Quraisy. Kedudukannya disamakan dengan pembesar kaum Quraisy lainnya, seperti Abu Jahal, Uthbah bin Rabiah, dan Abu Sufyan.


Tidak hanya itu, ayah dari Kaka adik ini dikenal sebagai orator, negosiator, yang memiliki kemampuan diplomasi yang bagus.


Dua saudara kandung ini memeluk Islam di saat ayahnya terang-terangan menunjukkan sikap bermusuhan dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sampai anak perempuan nya Sahlah binti Suhail, juga memeluk Islam. 


Meski saudara kandung, namun keduanya memiliki karakter yang berbeda, salah satunya dari bagaimana cara mereka dalam mememperjuangkan keislamannya, dengan kecerdikan dan keberanian, Abdullah nekad bergabung dengan pasukan perang Badar kaum Muslimin ketika mengetahui akan terjadi pertempuran di Badar yaitu dengan cara memperdaya ayahnya bahwa ia telah ingkar kepada agama Muhammad dan bersedia bergabung dnegan pasukan kaum Quraisy melawan kaum muslimin, padahal itu hanya tipu muslihat agar dia dapat dibebaskan dan melarikan diri hingga akhirnya dia mampu bergabung dengan kaum muslimin.  Berbeda dengan Abu Jandal yang  takut menyakiti hati  sang ayah dan memilih tetap dikurung dan disiksa ayahnya.


Ketika Hudaibiyah, Abu Jandal  baru mendatangi Rosulullah dan Kaum muslimin  untuk meminta perlindungan dan berharap dapat bergabung bersama Rosulullah ke Madinah, namun sayang  kaum Muslimin dan Quraisy telah menyepakati perjanjian Hudaibiyah. yang artinya dia harus bersedia untuk kembali ke Mekkah bersama ayahnya yang saat itu masih sangat membenci Islam. Karena kenyataan ia harus kembali ke Mekkah, membuat Abu jandal merasa sangat sedih dan terpukul. Rasulullah memberikan nasihat supaya dia bersabar dan menaaati perjanjian tersebut.


Kemudian pada peristiwa Fathul Mekkah disaat kaum Quraisy Mekkah berbondong-bondong masuk islam,  tak terkecuali Suhail Bin Amr.  Keluarga Suhail kemudian dengan sungguh sungguh senantiasa berada dibarisan terdepan dalam membela agama Allah hingga pada perang Yamamah yaitu perang terbesar melawan kemusyrikan nabi palsu Musailamah Al-kahzab, kesyahidannya terlebih dahulu menjemput Abdullah Bin Suhail.


Sedangkan abu Jandal dan Ayahnya  wafat terkena wabah ‘Amawas di tahun ke-18 H di Syam.  Pada masa Khalifah Umar bin al-Khattab.


Demikianlah kisah Suhail bin Amr dan kedua putranya. Mereka bertiga menjadi shahabat Rasulullah, pembela agama Islam hingga akhir hayat. (reper/baim)

Posting Komentar untuk "Abdullah bin Suhail dan Abu Jandal bin Suhail"